Kamis, 13 November 2008

Sahabat-sahabat Bagian Pertama

Seiring bergulirnya waktu.Aku duduk, termenung, mengingat-ingat senyum para sahabat, mengenang setiap suka dan duka, menyesali kenakalan-kenakalan dan kesia-siaan yang kuperbuat. Namun aku masih bisa tersenyum kecil. Aku telah melewati setiap detik hidupku, seiring pergantian siang dan malam aku membentuk pribadiku. Satu hal yang tidak dapat kupungkiri, apapun yang kuraih sekarang tiada lain karena peran sahabat. Berulang kali aku membaca, melihat dan mendengar, sebagaimana perkataan orang yang bijak, tidaklah sulit menemukan teman atau orang sekedar mau mendampingi, mungkin begitu banyak orang kita kenal dan mendampingi kita, namun jumlah sahabat sejati yang kita miliki akan dapat dihitung dengan jari bahkan tidak ada sama sekali.

Dalam perjalanan hidup, aku baru menemukan dua sahabat, sahabat yang bagiku sebaik-baiknya sahabat meskipun mereka tetap manusia yang memiliki kekurangan. Yang pertama, Mujiono, dalam pikiranku aku tidak pernah berpikir bahwa ia adalah sahabat yang sangat baik bagiku. Aku mengenalnya ketika aku duduk di bangku SD, badannya besar, tulang-tulangnya juga besar dan kuat. Mungkin ia orang terkuat untuk anak yang seumuran denganku. Aku mulai akrab dengannya ketika aku masuk SMA, tepatnya SMA Negeri 1 Porong, SMA tercinta yang membesarkan aku dan membentuk aku sehingga aku bisa seperti sekarang. Dia tidak pintar juga tidak bodoh.

Keakrabanku terjalin dari sebuah kebersamaan ketika kami berangkat sekolah. Kami berdua mengayuh sepeda, sepeda pancal, istilah yang lebih populer bagiku. Jarak 3.5 KM tidak terasa ketika kami bercanda bersama. Tidak pernah satu haripun yang kami lewati ketika kami pulang bersama pastilah senyum dan tawa menyertai. Senyum dan senda gurau yang tidak akan pernah dapat kulupa. Menertawakan kekurangan kami dan kekurangan orang lain, mengkhayal sesuatu yang gila dan apalagi kalau bukan saling mengejek di antara kami. Hari-hari yang menyenangkan, demikianlah yang aku rasakan. Salah satu hal favorit yang sering membuat aku tertawa adalah perkataannya ketika melihat ( maaf ) wanita yang kurang elok parasnya tetapi banyak tingkah, memakai pakaian yang kurang pantas atau bertingkah aneh , di akan bilang, “ wah rugi dunyo akherat aku, nek ayu ngono meski rugi akhirat tapi nang mata bening ” , ( Wah,aku rugi dunia akhirat , kalau cantik walaupun rugi akhirat tetai masih enak dipandang ). Jadi, saya sarankan kepada para wanita, tolong hargai kemuliaan yang ada pada diri anda sekalian. Jangan bertingkah aneh atau berlaku kurang pantas, ingatlah ketika memakai pakaian yang terbuka auratnya, bukan hanya anda yang berdosa, anda juga mendorong orang lain untuk berdosa. Saya ingat betul pesan yang disampaikan Pak Isman, guru mengaji saya waktu kecil, bahwa wanita yang membuka auratnya akan dibakar dengan bara api neraka di setiap bagian auratnya yang terbuka, jika rambutnya terbuka maka rambutnya akan dibakar dengan bara neraka.

Ada hal yang ingin saya tanggapi, berapa banyak orang yang mengatakan bahwa pemakaian jilbab atau menutup aurat selalu dikait-kaitkan dengan hati dan pribadinya, kemantapan, kesiapan atau apalah,ada yang mengatakan yang tidak berjilbab lebih baik dibanding yang berjilbab tetapi melakukan maksiat atau sekedar topeng jadi lebih baik tidak berjilbab. Sungguh ingin aku katakan kepada mereka bahwa Al Qur’an, rahmat Allah yang maha dahsyat, menjelaskan dengan sejelas-jelasnya di surat Al –Zalzalah ayat 7 dan 8 yang artinya : “ Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. “

Jadi, pahala atas amalnya untuk menutup aurat dan dosa atas perbuatan maksiat itu sendiri-sendiri. Jangan dicampur aduk, tidaklah akan mencampur aduk untuk mencari pembenaran atas perbuatannya kecuali orang-orang yang dihatinya ada keangkuhan, kemunafikan dan kefasikan. Angkuh dengan dosa yang dianggapnya kecil padahal sekecil-kecilnya dosa akan menjadi besar jika dianggap remeh, Munafik karena ia tak mau jujur dengan kebenaran dan kewajibannya atas dirinya sendiri, dan Fasik untuk melaksanakan perintah yang benar-benar jelas...........

(bersambung ke kisah sahabat selanjutnya)

1 komentar:

dhyanz mengatakan...

rul dikasih spasi dunk..biar ga cape bacanya..;p